5 Tips Memulai Gerakan Literasi di Rumah

| January 29, 2021 | 0 Comments

foto: pixabay

Penulis senior Cepy Pramana membagikan tips memulai gerakan literasi di rumah, dimulai dari hal yang sederhana. Dalam Pelatihan Literasi untuk Milleniar yang digelar DPRa PKS Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi, Sabtu (23/1/2021), Kang Cepy Pramana mengatakan ada lima cara sederhana untuk memulai gerakan literasi dari rumah.

 

Membangun Perpustakaan Mini di Rumah

Kang Cepy, penulis yang berkiprah sejak tahun 1990-an ini mengatakan bahwa mahal atau murahnya harga sebuah buku adalah relatif.

“Ada yang lebih murah dari semangkuk baso di kedai baso ber-AC. Kalau saya dan keluarga biasanya suka datang ke book fair. Anak-anak membuat celengan, menyisihkan uang jajannya,” ungkapnya.

 

Mengisi Perpustakaan dengan Berbagai Buku Bacaan

Jika sudah mempunyai perpustakaan mini di rumah, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengisi perpustakaan.

“Kalau masih punya anak-anak balita, ya coba diisi dengan buku anak-anak. Insyaallah enggak perlu ikut kursus membaca, kalau di rumah banyak buku, nanti anak-anak dengan sendirinya akan bisa membaca,” tambah Cepy.

 

Membaca 20 Menit Sebelum Tidur

“Ini sebenarnya aktivitas yang bagus sebelum tidur. Saat membaca buku itu, tarikan nafas lebih teratur. Jadi relaksasi setelah aktivitas seharian,” ujarnya.

Kebiasaan membaca buku ini, lanjut Cepy, harus sekuat mungkin dipertahankan. Di zaman ini, pesaing buku adalah gadget, grup WhatsApp, trending topik Twitter dan segenap sumber informasi lainnya.

 

Membuat Reading Diary

Kang Cepy mengatakan bahwa menulis diary bukan milik anak perempuan saja. Anak laki-laki juga boleh menulis diary.

“Contoh suksesnya sudah banyak. Misalnya, Ahmad Fuadi, penulis Novel Negeri Lima Menara. Novel tentang kesehariannya sebagai santri yang belajar di Pesantren Gontor Jawa Timur,” katanya.

Selain itu, ada pula Raditya Dika, seorang stand up komedian yang juga berawal dari menulis diary di blog berjudul Catatan Harian Kambing Jantan.

“Serta yang paling fenomenal adalah Laskar Pelangi yang ditulis Andrea Hirata yang biasa menulis catatan harian sejak duduk di SD Muhammadiyah Gantong, Pulau Belitung,” tambahnya.

Ketiga laki-laki penulis itu terbiasa menulis catatan harian hingga menjadi sebuah buku.

 

Membentuk Klub Membaca (Menulis)

Bergabung dengan orang-orang yang juga suka menulis sangat penting bagi penggiat literasi. Kang Cepy mengatakan ada banyak klub membaca dan menulis di Indonesia.

“Forum Lingkar Pena, misalnya. Ini forum gede banget dan terus berkembang sampai sekarang. Anggotanya datang dari beragam profesi dan kalangan,” jelas Kang Cepy.

Komunitas One Day One Juz (ODOJ) juga punya sayap penulis bernama Odojer Menulis. Ada juga partai politik yang memfasilitasi kader dan anggotanya yang suka menulis dan mau belajar menulis dalam sebuah wadah. Partai tersebut bernama PKS yang lima tahunan ini mempunyai komunitas bernama Relawan Literasi (Reli) PKS. (Humas DPC PKS Jatiasih)

 

Disadur dari tulisan Enjang Anwar Sanusi (Komunitas Reli PKS)

Tags:

Category: Seputar Jatiasih

About the Author ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *