Mardani Ali Sera: Tiga Prinsip Islam Kokohkan Kader PKS Jadi Teladan saat COVID-19

| April 28, 2020 | 0 Comments

Dr. H. Mardani Ali Sera, M.Eng (anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS)

Pandemi COVID-19 bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi lambat laun juga mempengaruhi sektor perekonomian dan bahkan dapat berkembang menjadi krisis sosial. Kondisi ini harus segera disikapi oleh para kader PKS dengan menerapkan tiga prinsip dalam berislam. Hal itu disampaikan oleh Dr. H. Mardani Ali Sera, M. Eng., dalam Kajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh DPC (Dewan Pengurus Cabang) PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Jatiasih, Kota Bekasi, Selasa (28/4).

“Corona ini mampu mengubah tatanan negara, dalam kurun waktu dua bulan bisa membuat lockdown. Sebelumnya, Corona menyebabkan krisis kesehatan tapi belakangan merambah ke ekonomi dan bisa berkembang ke krisis sosial. Bahkan Komisi IV DPR RI setelah berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian mengatakan daya tahan pangan nasional hanya sampai bulan Juni. Untuk itu, akan sangat baik jika DPC dan DPRa menjaga agar kader PKS terjaga pangannya,” kata Ustadz Mardani melalui aplikasi Zoom yang juga disiarkan secara langsung lewat media sosial PKS Jatiasih: YouTube @PKSJatiasih dan Facebook Page @PKSJatiasih.

Tiga Prinsip dalam Islam yang disebutkan Ustadz Mardani, yaitu pertama, Islam itu Dienul Rahmah. Islam adalah agama rahmat. Kader harus menampilkan jiwa kepedulian terhadap tetangga, guru, murid, dan lingkungan terdekat di saat COVID-19 ini.

“Tidak ada tetangga yang kelaparan kecuali kita tahu, tidak ada murid yang sakit kecuali kita tahu. Kita coba hadirkan solusi untuk mengatasi persoalan yang ada,” ujar Ustadz Mardani yang merupakan anggota Komisi II DPR RI tersebut.

Ustadz Mardani menyebutkan beberapa kader PKS yang mempunyai solusi yang baik dalam mengatasi persoalan di masyarakat akibat COVID-19. Sebagai contoh, Ustadz Muhammad Harits, anggota DPRD Salatiga membuat aturan agar warga tetap diperbolehkan berjualan takjil.

“Ada satu ruas jalan yang dibebaskan untuk berjualan takjil tapi ada social distancing di antara pedagang dan juga antrian pembeli. Protokol Covid juga dijalankan,” kata Ustadz Mardani dalam kajian yang bertema “Membangun Kebersamaan untuk Mengatasi Persoalan-persoalan Bangsa” itu.

Selain itu, Ustadz Mardani juga menambahkan, aplikasi dari Dienul Rahmah juga ditunjukkan oleh pengurus Masjid Jogokariyan yang menghabiskan saldo masjid untuk membantu jemaah di sekitar masjid.

Kedua, tunjukkan bahwa Islam itu Dienul ‘Ilmiy. Kader dapat memberikan edukasi mengenai COVID-19 kepada masyarakat berdasarkan ilmu yang sahih.

“Cari ilmu dan sampaikan dengan adab bagaimana mengedukasi publik mengenai Corona dan usulkan kepada pemerintah daerah bahkan sampai tingkat RT/RW bagaimana menjaga lingkungan dan mencegah penyebaran COVID-19,” tandasnya.

Yang ketiga, adalah Islam sebagai Dienul ‘Amaly. Islam adalah perbuatan, kader PKS harus dapat berkontribusi secara nyata di lingkungannya.

“Di Jawa Tengah, viral ketika sekelompok kader PKS menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan dauroh janaiz untuk pasien COVID-19. Dan mereka betul-betul menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan protokol COVID-19. Ini adalah bukti dari amal, amal, dan amal,” ungkap politisi senior PKS itu.

Kajian Ramadhan Online merupakan salah satu program DPC PKS Jatiasih selama bulan Ramadhan. Dalam kajian pertama sebagai Tarhib Ramadhan yang diadakan tanggal 19 April 2020, DPC PKS Jatiasih menghadirkan Dr. Muslih Abdul Karim sebagai pembicara dengan tema “Ramadhan Bulan Berbagi dan Peduli”. Kajian Ramadhan online DPC PKS Jatiasih digelar secara rutin sepekan sekali yang dapat disaksikan melalui aplikasi Zoom, Facebook, dan YouTube yang diikuti lebih dari 250 orang dalam tayangan perdananya.[Humas DPC PKS Jatiasih]

Tags: , , ,

Category: Info DPC, Kabar Jatiasih, Khazanah Islamiyah, Seputar PKS

About the Author ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *